Jumat, 04 Juli 2014

-Puisi untuk buruh-



4 Juli 2014
 
Teruntuk buruh tangerang
Aku miris melihat jari-jarimu tersayat-sayat
Sebelah kanan pisau dan sebelah kiri bawang
Beratus-ratus bahkan beribu-ribu
Kau babat habis kulitnya hingga buat ia bertelanjang
Lihat! Matamu tersayup-sayup
Kadang mengatup kadang mekar
Kau, si buruh bawang

Teruntuk buruh tangerang
Berdiri seharian, apa tak letih?!
Dalam ruangan panas dan kerja berjejal
Menunggu pakaian tak bermotif datang
Dan sigap untuk di beri warna
Istirahat, makan berebutan
Makannya cuma nasi pakai gorengan
Kau, si buruh sablon

Teruntuk buruh tangerang
Kau merakit barang yang sudah ada
Dengan cepat, cepat secepat kilat
Membungkusnya jadi rapi
Memilah barangkali ada yang salah
Sedikit saja, kau langsung kena marah
Waktu kau habiskan untuk buang tenaga
Kau, si buruh pabrik

Kau lebih senang kerja begini
Setiap bulan yang penting dapat upah
Walau tidak seberapa
Dengan baju seragam kebanggaan
Ada biru, hijau, kuning dan masih banyak lagi
Setiap hari hidup cuma pas-pasan
Pas untuk makan, pas untuk bayar kontrakan
Mesti irit jika sudah tanggung bulan
Gelagapan jika gaji tak datang-datang
Pinjam kesana-kemari untuk beli susu si bayi
Perut keroncongan, makan tinggal asal

Setahun sekali dapat THR
Langsung habis beli baju lebaran
Uang di kantong tak pernah bisa tebal
Setiap yang masuk keluar dan keluar lagi

Buruh! Tidak!
Para karyawan!
Sampai kapan Negara kita jadi Negara berkembang?!
Mari bersatu rapatkan barisan
Takut? Mati saja!
Ayo!!




Tidak ada komentar: