Siapa
yang menyangka bakalan begini
Sana
bingung sini bingung
Rakyat
proletar makin jadi linglungnya
Siapa
pemimpinku? Katanya
Kaum
marginal berkelakar sejadi-jadinya
Bilang
dan menghasut pada yang awam
Para
petinggi dan si kaya tak ambil pusing
Ada
yang menerima apa adanya
Karna
katanya setiap calon perlu dihormati
Ada
yang teguh pendiriannya
Berseteru
atau juga tidak dibelakang
Mendengungkan
kata-kata kritis
Bilang
‘Punyaku yang benar!’
Tapi
bukan berarti punyamu tidak
Ya
setidaknya bolehlah kamu punya kesempatan
Tapi
jangan mendahului punyaku, oke?
Belum
selesai, belum
Kami
masih harus tunggu satu pekan lagi
Diantara
dua ini siapa yang jadi
Tak
tahu kami
Banyak
yang bilang bangsa kami miskin
Tidak
maju-maju
Ya,
buktinya masih juga jadi negara berkembang
Sebenarnya
kami bisa
Kami
sama-sama punya hak
Tapi
ada yang tertahan, entahlah
Jangan
paksa kami juga jangan semakin merendahkan kami
Jangan
menuntut kami juga jangan semakin membaiki kami
Toh
kami bukan semuanya para militer dengan baju loreng
Toh
kami bukan semuanya autis dengan keterbelakan mental
Sudah,
sudah
Kami
pasti akan terima entah itu siapa
Satu
hal yang penting dan camkan!
Jangan
curang
Jangan
main belakang
Jangan
ngotot sampe urat copot
Kami,
sebagai rakyat
Memberi
kesempatan siapa saja yang mau jadi wakil kami
Memberi
kuasa untuk memimpin kami
Bantu
kami juga supaya tidak jadi bangsa yang kecil lagi
Kami
mau bergotong royong kepada kamu siapa saja
Tanah
demokrasi harus dijunjung tinggi, bukan?
Tangerang, 12 Juli 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar