Sabtu, 12 Juli 2014

-Ironi Demokrasi-



Siapa yang menyangka bakalan begini
Sana bingung sini bingung
Rakyat proletar makin jadi linglungnya
Siapa pemimpinku? Katanya
Kaum marginal berkelakar sejadi-jadinya
Bilang dan menghasut pada yang awam
Para petinggi dan si kaya tak ambil pusing
Ada yang menerima apa adanya
Karna katanya setiap calon perlu dihormati
Ada yang teguh pendiriannya
Berseteru atau juga tidak dibelakang
Mendengungkan kata-kata kritis
Bilang ‘Punyaku yang benar!’
Tapi bukan berarti punyamu tidak
Ya setidaknya bolehlah kamu punya kesempatan
Tapi jangan mendahului punyaku, oke?

Belum selesai, belum
Kami masih harus tunggu satu pekan lagi
Diantara dua ini siapa yang jadi
Tak tahu kami
Banyak yang bilang bangsa kami miskin
Tidak maju-maju
Ya, buktinya masih juga jadi negara berkembang
Sebenarnya kami bisa
Kami sama-sama punya hak
Tapi ada yang tertahan, entahlah

Jangan paksa kami juga jangan semakin merendahkan kami
Jangan menuntut kami juga jangan semakin membaiki kami
Toh kami bukan semuanya para militer dengan baju loreng
Toh kami bukan semuanya autis dengan keterbelakan mental
Sudah, sudah
Kami pasti akan terima entah itu siapa
Satu hal yang penting dan camkan!
Jangan curang
Jangan main belakang
Jangan ngotot sampe urat copot
Kami, sebagai rakyat
Memberi kesempatan siapa saja yang mau jadi wakil kami
Memberi kuasa untuk memimpin kami
Bantu kami juga supaya tidak jadi bangsa yang kecil lagi
Kami mau bergotong royong kepada kamu siapa saja
Tanah demokrasi harus dijunjung tinggi, bukan?

Tangerang, 12 Juli 2014







Tidak ada komentar: